Social Icons

Rabu, 29 Agustus 2012

Terminal Terbaik, Kondisinya Tidak Terawat


* Rehab Terminal Butuh Rp 1 M
PALEMBANG. PE – Kondisi dua terminal yakni Karya Jaya dan Alang-Alang Lebar (AAL) sepertinya tidak terawat. Beberapa bagian bangunan terminal sudah banyak yang rusak. Seperti kondisi terminal tipe A AAL, bagian atap atau plafon serta keramik lantai pun sudah banyak yang pecah. Padahal, terminal ini pernah menjadi terminal terbaik 2011 lalu.


Tak terawatnya kondisi terminal ini pun diakui Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Palembang, Masripin Thoyib. Dia mengaku kesulitan pembiayaan pemeliharaan. Sebab, anggaran yang dimiliki Dishub terbagi dengan UPTD (unit pelaksana teknis dinas). ”Memang banyak rusak, tapi kita terbentur pembiayaan,” kata dia.

Meski demikian, pihaknya akan mengajak wakil rakyat di Komisi II DPRD Kota Palembang untuk meninjau kondisi terminal. Dengan begitu, wakil rakyat ini akan mengetahui secara langsung kebutuhan dalam pemeliharaan terminal. ”Fokus kita pada terminal yang menghubungkan antar provinsi yakni Terminal Tipe A Karya Jaya dan Terminal Tipe A AAL,” ucapnya.

Dia memprediksikan, rehab terminal ini membutuhkan dana sekitar Rp 1 miliar. Karena itulah, anggaran rehab terminal tidak memungkinkan masuk dalam APBD-Perubahan Palembang 2012. Direncanakan anggaran terminal ini akan dimasukkan dalam anggaran induk APBD 2013. ”Kalau tahun ini, tak mungkin lagi karena sudah di penghujung tahun,” katanya.

Sementara, Walikota Palembang Eddy Santana Putra mengakui, optimalisasi Terminal Tipe A AAL. Hanya saja pemeliharaan terminal tersebut masih perlu ditingkatkan. Dengan demikian, calon penumpang yang datang ke terminal tersebut terasa aman dan nyaman. ”Kalau terminal Karya Jaya belum optimal, pemilihan tempatnya kurang strategis. Paling tidak membutuhkan waktu 5 tahun baru terminal itu bisa ramai. Waktu dibangun, belum zaman saya,” terang Eddy.

Disinggung banyaknya gedung kosong yang di dekat terminal, dia menjelaskan, gedung tersebut disarankan untuk dijadikan gudang. Sebab, saat ini keberadaan gudang masih berada di dalam kota. Keberadaan gudang ini sebenarnya sudah dilarang, namun dikhawatirkan ekonomi di Palembang bisa goyang dengan larangan tersebut.

”Dalam kota tidak boleh ada gudang, kendaraan berat dilarang masuk kota. Gudang sebaiknya berada di pinggiran kota, di selatan ada Terminal Karya Jaya, di utara ada di Teminal AAL. Target kita 3 tahun gudang dalam kota di tutup, tapi kalau kita paksakan dikhawatirkan ekonomi kita bisa goyang,” ulasnya. RIS

0 komentar:

Posting Komentar

Populares