Social Icons

Jumat, 07 September 2012

Segera Digeber “Gending Sriwijaya”

PALEMBANG. PE - Perhatian Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Selatan (Sumsel) terhadap perkembangan seni-budaya tak main-main.
Selain dana, perhatian dan pembinaan terus dilakukan Gubernur Sumsel H Alex Noerdin. Setelah sukses dengan film Pengejar Angin, kini film kedua pun, Gending Sriwijaya segera diproduksi. Tiga penghargaan yang diperoleh film pertama buah karya sutradara muda Hanung Bramantyo menjadi indikator bahwa ‘orang daerah’ juga bisa berbuat untuk kepentingan komersial sekaligus mengangkat citra daerah.

“Pemprov Sumsel membuat film  yang mengangkat keindahan daerah, sekaligus  secara komersial juga laku di pasaran. Saya berharap ini dapat diikuti oleh teman-teman gubernur se-Indonesia,” ujar Alex Noerdin dalam sambutannya di Gelar Budaya dan Silaturahim Budaya, Seniman, serta Tokoh Masyarakat Sumsel, di  Griya Agung, Rabu malam (5/9).

Dia menambahkan, kini sudah ada provinsi lain juga bikin film sejenis. Seperti NTB  dan Kalimantan. “Seandainya 80 persen dari  33 gubernur di Indonesia  membuat satu film setiap tahun maka akan ada 25 film setiap tahun disumbang kan daerah untuk menyemangati dunia film yang sedang mati suri,” kata Alex dalam acara yang sekaligus melaunching, film Gending Sriwijaya.

Film ini, selain ditangani Hanung juga melibatkan artis papan atas seperti Julia Perez, Mathias Muchus, Slamet Rahardjo, Agus Kuncoro, dan Sharul Gunawan. Dan tak kurang 80 persen didukung pelaku seni dari Sumsel. Dengan produksi film serupa, lanjut mantan Bupati Muba ini, bisa membawa sejarah sekaligus  informasi dari daerah dan secara komersial membawa keuntungan bagi daerah. Baik di dalam maupun luar negeri. Apalagi kalau film yang dihasilkan bermutu, seperti film yang dihaslkan Sumsel dan meraih tiga penghargaan. Satu dan Festival Film Indonesia, dan dua dari Forum Film Bandung.

“Cita-cita saya menjadikan film indonesia tuan rumah di negerinya sendiri. Menyedihkan, kita saat ini dijajah oleh film-film dari luar.  Produksi film kita lesu darah. India saja menghasilkan 1000 film dalam setahun melalui Bollywood-nya. Indonesia hanya 20 film per tahun, terutama  film cerita,” katanya. REL

0 komentar:

Posting Komentar

Populares