Social Icons

Minggu, 26 Agustus 2012

JSC "Surga" Berbuat Mesum


Sepi dan luasnya kawasan Jakabaring Sport City (JSC) begitu menawarkan surga bagi para anak muda memadu kasih. Tanpa sungkan-sungkan, pasangan tersebut mengumbar keromantisannya. dari jok sepeda motor hingga karpet darurat berupa koran bekas adalah "bekal" mereka mengurai kasih asmara mereka. 
            Seperti diketahui, kawasan JSC merupakan tempat favorit berbuat mesum. Betapa tidak, pasca SEA Games ke XXVI tahun lalu membuat image Jakabaring rawan menjadi lebih ramah. Tidak sedikit yang berbondong-bondong ke kawasan tersebut.
            Kawasan yang memiliki 18 venues dalam satu lokasi ini membuat masyarakat berkeinginan menghabiskan waktu disana, sekedar bersantai di taman atau duduk di venues aquatic dan lainnya.
Rindangnya pohon disana dan nihilnya petugas keamanan membuat suasana tersebut dimanfaatkan para anak muda tersebut untuk memadu kasih. hanya sekadar bersendagurau bahkan berpagutan romantis dijalani para anak muda yang rata-rata masih berusia belia tersebut. Tak heran, asmara mereka pun dilakukan diatas kendaraan roda duanya. Sungguh miris! 
            Palembang ekspres ketika mencoba menelusuri mendapati para pemuda-pemudi tersebut memadu asmara. mojok dan sepi adalah tempat favorit. ada paling tidak sekitar 5 pasangan muda-mudi didapati Palembang ekspres. Berpacaran yang sudah melewati batas tersebut dilakukan siang hari, apalagi kalau dilakukan malam hari. Tidak menutup kemungkinan malah lebih parah lagi. 
            Sehingga, membuat masyarakat umum lebih leluasa. Seharusnya, kawasan tersebut menjadi asset Sumsel yang penjagaannya harus steril dari semua yang memiliki kelakuan negatif. Dikhawatirkan, dapat membawa pengaruh buruk bagi masyarakat umum dan pasangan remaja lainnya. Dibincangi Risa, salah seorang pengunjung yang mangaku ke JSC untuk melihat venues dan bersantai saja. Karena masih suasana lebaran, sehingga dirinya bersama teman prianya menghabiskan waktu disana.
            “Hanya buat jalan-jalan saja, kalau hari biasa saya tidak berani. Selain panas juga sepi, kalau sekarang masih suasana ramai,” aku Risa, kepada Palembang Ekspres Minggu (26/8).
Membayar retribusi Rp 2.000,- dirinya diperbolehkan masuk oleh petugas karcis. Tetapi dirinya tidak sampai larut malam, karena sore sudah hendak pulang. “Kalau malam hari untuk apa, selain sepi juga gelap dan saya sangat takut sama gelap,” bebernya.
            Tidak dipungkiri, Kawasan yang 1-2 tahun lalu bukan apa-apa ini tiba-tiba disulap menjadi komplek pertandingan olahraga berkelas Internasional. Dibalik kemegahan Jakabaring saat ini, timbul permasalahan baru yakni mengkhawatirkan jika keadaannya demikian dan kurangnya pengawasan oleh petugas.
            Sementara itu, Rusli Nawi, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Jakabaring Sport City (JSC) Provinsi Sumsel menapik jika malam hari kawasan dibuka pukul 23.00 WIB, karena memang dikatakannya selama suasana lebaran dirinya memerintahkan kepada petugas untuk membuka hingga pukul 22.00 WIB.
            “Karena banyak tamu dari luar kota berkeinginan melihat JSC pada malam hari, makanya atas kesepakatan kita buka. Tetapi tetap dalam pengawasan beberapa petugas,” kata Rusli Nawi.
Menurutnya, kawasan JSC dibuka hingga H+7, karena kondisi pengunjung cukup ramai. Tetapi mulai besok (hari ini:red) pukul 20.00 WIB ditutup. “Kita tidak akan buka,” katanya.
            Disinggung mengenai didapatinya pasangan mesum tadi malam, Rusli membenarkan. Pihaknya juga mengaku kecolongan karena tidak dapat memantau adanya dua pasangan muda ini. “Mereka memang pasangan kekasih, tetapi kami sudah amankan dan serahkan kepada orangtuanya,” bebernya.
Diakuinya, kelalaian ini memang tidak dipungkiri karena pihaknya tidak dapat memantau kawasan dengan luas 325 hektar, baik pohon, taman, sungai dan danau. “Untuk mengawasi mata telanjang kita tidak mungkin dapat melakukannya,” terangnya.
            Namun, pihaknya sudah mengumpulkan petugas serta breafing mengenai kelalaian tersebut. Kemudian pihaknya juga telah menyiapkan 100 petugas untuk mengawasi sekaligus mengontrol setiap sudut. Sifatnya kata dia, bukan sekedar memperhatikan pengunjung yang berbuat tidak senonoh, melainkan juga merawat.
            “Ada yang meronda sekitar 18 orang untuk yang menggunakan sepeda motor,” jelasnya.
Kemudian kata dia, disetiap venues ada empat orang dan tersebar di 18 venues. “Mereka nanti bergantian untuk menjaga,” kata dia lagi.
            Sebetulanya sambung dia, tidak hanya di kawasan JSC saja yang diperhatikan kawasan Dekranasda juga diperketat. Karena diakuinya pada malam hari pintu depannya terbuka.
“Tetapi kita tutup jalan masuk dengan cara menggali membuat parit, supaya kendaraan umum tidak dapat masuk, tinggal bagian di belakang Bank Sumsel belum kita tutup, nanti akan saya tutup juga agar tidak ada yang masuk leewat pintu belakang,” jelasnya.
            Kemudian lagi pula sambungnya, dua pintu depan sudah diawasi, sehingga ketika pengunjung masuk ditarik retribusi dengan upaya mengawasi siapa saja tamu. Namun dirinya juga akan menerapkan kartu masuk yang t idak akan dikenakan biaya, melainkan sekedar tanda pengenal bahka yang masuk sebagai pengunjung. “Jadi kalau besok ada yang masuk dengan bebas hingga lewat dari pukul 8 malam kita akan segera usir, kecuali atlet,” tegasnya. DYN

0 komentar:

Posting Komentar

Populares